INOVASI PEMBELAJARAN BERBASIS
BUDAYA LOKAL SEBAGAI UPAYA PENANAMAN KARAKTER PESERTA DIDIK
Oleh:
Naela Khusna Faela Shufa, S.Pd
Mahasiswa
Pascasarjana Universitas Muria Kudus
Tujuan
pendidikan sejatinya bukan hanya mentransfer pengetahuan saja (transfer of
knwoladge) saja, tetapi juga mengembangkan kreatifitas peserta didik,
pengenalan budaya sehingga peserta didik memiliki kecintaan terhadap budayanya,
serta pembentukan karakter positif. Penanaman karakter dipandang penting untuk
diajarkan khususnya dalam dunia pendidikan sekolah dasar. Penanaman karakter
sejak dini bertujuan untuk membentuk manusia
Indonesia yang bermoral, membentuk manusia Indonesia yang cerdas dan rasional, membentuk
manusia yang inovatif dan suka bekerja keras, optimis dan percaya diri. Maka
diperlukan pelaksanaan pendidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan
karakter serta pendidikan yang mengoptimal seluruh potensi peserta didik baik
dalam pengetahuan, keterampilan, psikologi.
Pelaksanaan pendidikan yang baik tidak terlepas dari peran
guru sebagai ujung tombak pendidikan. Maka guru dituntut untuk dapat mengelola
pembelajaran serta menjadi pembaharu strategi pembelajaran yang dapat menunjang
proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru hendaknya
mengintegrasikan pendidikan karakter pada setiap pembelajaran. Disamping itu
sesuai dengan tujuan pendidikan sebagai pewarisan budaya kepada peserta didik,
guru hendaknya memperkenalkan budaya lokal (kearifan lokal) kepada peserta
didik. Sebagaimana pendapat dari Dr. Sri Utaminingsih, M.Pd dalam tulisannya
yang berjudul “Improving
Learning Materials Based on Local Culture to Strengthen the Character of The
Students of Etementary School”, beliau memaparkan bahwa, “Teachers have the responsibility of
revitalizing local culture through learning strategies that cater elementary
school students close to the cultural envlronment of students as well as
providing a model of culturdl preservation through education”. Pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa guru memiliki tanggung jawab merevitalisasi budaya
lokal sebagai strategi pembelajaran yang melayani peserta didik sekolah dasar
agar selalu dekat dengan lingkungan budaya serta sebagai bentuk pelestarian
budaya melalui pendidikan sebagaimana yang dicanangkan oleh tujuan pendidikan
Indonesia.
Pengintegrasia
Kearifan lokal dalam pembelajaran bukan hanya memiliki manfaat sebagai upaya
pengenalan dan pewarisan budaya saja. Tetapi, juga memiliki manfaat bagi peserta
didik lebih memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Hal ini
dikarenakan pembelajaran yang dikaitkan dengan lingkungan terdekat peserta
didik menjadikan pembelajaran tersebut lebih bermakna. Karena peserta didik
memahami materi yang diajarkan sesuai kenyataan yang diketahui peserta didik
dalam pengalamannya sehari-hari. Disamping itu pengintegrasian kearifan lokal
dalam pembelajaran juga sebagai upaya penanaman karakter positif kepada peserta
didik, karena dalam kearifan lokal disetiap daerah terkandung nilai-nilai luhur
yang dapat membentuk karakter baik kepada peserta didik.
Sebagai
contoh nilai-nilai yang terkandung dalam budaya lokal (kearifan lokal) di Kabupaten
Kudus misalnya adalah terciptanya toleransi keberagaman baik sosial, budaya,
maupun keagamaan. Masyarakat Kudus terkenal sebagai masyarakat yang menjunjung
tinggi nilai toleransi. Diantaranya adalah masyarakat kudus menghormati agama
hindu dan budha dimana adanya anjuran agar masyarakat tidak menyembelih sapi
sebagai bentuk toleransi. Toleransi dalam keagamaan terlihat juga dari adanya
klenteng dan masjid yang berada dalam satu kompleks di wilayah menara namun
tetap terjalin kerukunan pada masyarakat. Selain itu adanya semboyan dari Sunan
Sunan Kudus yaitu GUSJIGANG. Etos GUSJIGANG
memiliki makna ‘GUS’ yang berarti bagus, ‘JI’ yang berarti mengaji, dan ‘GANG’
yang berarti berdagang. Melalui filosofi inilah Sunan Kudus menuntun para
pengikutnya beserta masyarakat Kudus menjadi orang-orang yang memiliki
kepribadian yang bagus, tekun mengaji, dan mau berusaha atau berdagang. Dan
lain sebagainya. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kearifan lokal
tersebut dapat diajarkan kepada peserta didik yang diintegrasikan guru dalam
pembelajaran. Sehingga dapat membentuk peserta didik menjadi pribadi yang
berkarakter.
Langkah yang dapat dilakukan oleh guru untuk merencanakan
pembelajaran berbasis kearifan lokal sebagai upaya penanaman karakter menurut
Dr. Sri Utaminingsih, M.Pd adalah yang pertama dengan perencanaan yang terdiri
atas a. menggunakan pembelajaran dengan budaya lokal untuk memperbaiki
indikator, tujuan dan evaluasi untuk proses pembelajaran yang dapat diterima,
b. Memilih refernsi dari sumber-sumber untuk meningkatkan informasi tentang
budaya lokal, disamping itu juga perlu melakukan konsultasi dengan ahli budaya
setempat, c. pemetaan perencanan tujuan, d. membuat bahan pembelajaran . Yang kedua
adalah mengimplementasikan langkah yang dibuat dengan: a. identifikasi kompetensi
inti dan kompetensi dasar, b. menicptakan jaringan bahan pembelajaran, c.
penataan bahan, d. implementasi pembelajaran, e. evaluasi pembelajaran.
Berdasarkan keterangan yang telah dipaparkan diatas,
mengimplementasikan pembelajaran berbasis kearifan atau budaya lokal sangat
bermanfaat dalam pembelajaran. Oleh sebab itu guru hendaknya selalu
merencanakan inovasi pembelajaran yang menarik serta dapat menumbuhkan karakter
positif siswa dengan tetap memperhatikan kearifan lokal dilingkungannya.